Monday, October 27, 2014

TEACHING STYLE GURU


TEACHING STYLE GURU TERHADAP PENINGKATAN MINAT BELAJAR SISWA
Oleh: Jawi"Marbawi"Al-Kurdy


 
Guru adalah salah satu komponen dalam proses belajar mengajar yang secara potensial dan professional turut serta atau berperan dalam usaha pembentukan sumberdaya manusia, sama halnya dalam sisi jasmaniah maupun rohaniah. Guru juga dipandang sebagai salah satu unsur atau komponen terpenting dalam hal pemberdayaan manusia yang terkait dengan proses kependidikan. Dalam bidang kependidikan seorang guru harus berperan secara aktif dan menempatkan posisinya sebagai tenaga profesional sesuai dengan tuntutan masyarakat yang semakin berkembang.
Selain guru dituntut harus benar-benar profesional, sosok guru juga harus memiliki kepribadian yang luhur dan berwibawa. Karena dengan kepribadian luhur dan kewibawaan itu, seorang guru akan bisa menjadi sosok teladan yang baik bagi si anak didik. Keteladanan dalam pendidikan adalah sebuah metode yang diharapkan keberhasilannya dalam mempersiapkan dan membentuk moral sepiritual dan social anak. Hal ini adalah karena pendidikan merupakan contoh terbaik dalam pandangan anak yang akan ditirunya dalam tindak tanduknya dan tata santunnya. Selanjutnya disadari atau tidak bahkan hal tersebut akan terpatri dalam jiwa dan perasaannya mengenai gambaran seorang pendidik, yang tercermin dalam ucapan dan perbuatan baik secara materil maupun spiritual ( pada hal-hal non fisik ).
Kewibawaan adalah hal yang sangatpenting yang harus dimiliki oleh seorang guru. Oleh karena itu kewibawaan bukan hanya mempunyai arti kesungguhan, suatu kekuatan ataupun suatu yang dapat memberikan kesan dan pengaruh, akan tetapi juga akan tercermin dari wujud carapandang dan wawasan yang luas. Kewibawaan ini hanya tercermin pada sosok yang memiliki kualitas dewasa baik secara jasmani maupun rohani.Kedewasaan jasmani terwujud pada puncak perkembangan jasmani yang optimal.Sedangkan kedewasaan rohani dapat dilihat dari cita-cita dan pandangan hidup yang tetap. Dengan demikian seorang guru harus harus seorang yang memiliki kualifikasi dewasa, baik jasmani maupun rohani.
Mengajar pada hakekatnya bermaksud mengantar siswa mencapai tujuan yang telah direncanakan sebelumnya. Dalam praktek, prilaku mengajar yang dipertunjukan guru sangat beraneka ragam, meskipun maksudnya sama. Aneka ragam perilaku guru mengajar ini jika ditelusuri akan diperoleh gambaran tentang pola umum interaksi antara guru, isi, atau materi pembelajaran dan siswa. Pola umum ini diistilahkan dengan “Gaya Mengajar” atau Teaching Style.
Gaya mengajar yang dimiliki oleh seorang guru mencerminkan pada cara melaksanakan pembelajaran, sesuai dengan pandangannya sendiri. Disamping itu landasan psikologis, terutama teori belajar yang dipegang serta kurikulum yang dilaksanakan juga turut mewarnai gaya mengajar guru yang bersangkutan.
Sebagai bahan ilustrasi, misalnya seorang guru berpandangan bahwa mengajar itu adalah menyampaikan materi pembelajaran, maka perilaku mengajar yang tampak adalah guru itu seolah-olah menganggap bahwa siswanya hanya sekedar bejana kosong yang harus diisi ilmu pengetahuan. Di sini kegiatan belajar mengajar didominasi oleh guru. Proses pembelajaran semacam ini biasanya dipengaruhi pula oleh teori belajar yang dipegang. Misalnya, teori transfer yang bersifat mutlak. Artinya, siswa akan dapat mengalihkan kemampuan yang telah dipelajari di sekolah ke dalam situasi kehidupan, jika dia telah mampu mendisiplinkan mental (seperti melatih kemampuan berpikir). Demikian pula kurikulum yang digunakan. Jika kurikulum yang digunakan diorganisasi dalam bentuk mata pelajaran terpisah, biasanya baik guru maupun siswa menggunakan suatu buku teks pelajaran tertentu sebagai acuan utama. Dengan demikian guru menyampaikan materi pembelajaran sesuai dengan sistematika sebagaimana tertera pada teks tersebut. Demikian juga mempelajarinya sesuai dengan apa yang diartikan oleh guru.
Contoh di atas hanya menggambarkan betapa pandangan seorang guru tentang mengajar menjadi penentu bagi gaya mengajar yang dimilikinya. Demikian pula teori belajar dan kurikulum yang digunakan dapat mewarnai gaya itu sendiri 
Variasi gaya mengajar adalah perubahan, sehingga gaya guru disaat mengajar atau menjelaskan materi pelajaran dengan tujuan untuk mengatasi kebosanan siswa dalam belajar agar bersemangatdan berminat terhadap pelajaran di sekolah. Variasi gaya mengajar ini meliputi variasi suara, perumusan perhatian kesenyapan, kontak pandang, gerakan anggota badan atau mimik, perpindahan posisi guru. Kesemuanya ini sangat mempengaruhi minat belajar siswa, minat belajar siswa dalam kontek proses belajar mengajar merupakan tujuan pembelajaran, untuk itu minat belajar siswa sangat penting dan harus diperhatikan sungguh-sungguh.
Seorang guru atau pengajar yang efisien hendaknya memperhatikan minat belajar siswanya, apakah siswa berminat atau tidak terhadap pelajaran, itu sebenarnya tugas guru, guru harus mengetahuinya. Jika ada siswa yang merasa bosan terhadap pelajaran dan malas belajar, itu tugas guru untuk mencari solusinya dan menyelidiki faktor-faktor apa yang menjadi penyebabnya. Banyak faktor yang menyebabkan kebosanan siswa terhadap pelajaran, salah satunya adalah guru, guru yang tanpa menggunakan variasi gaya mengajar, misalnya pada waktu menerangkan materi, guru hanya duduk dikursinya saja dan melihat buku bacaannya, jika ada siswanya bergurau dibiarkan saja, guru hanya memandang kesatu arah atau satu siswa disaat menerangkan, jadi siswa yang lain tidak begitu diperhatikan, hal-hal seperti ini yang bisa menjadikan situasi dan suasana kelas tidak kondusif, dengan suasana seperti ini perhatian dan konsentrasi siswa jadi berkurang atau terganggu. Oleh karena itu, guru sebaiknya menggunakan variasi dalam gaya mengajar, agar siswa termotivasi, bergairah dan menciptakan suasana yang kondusif dalam belajar.
Dalam menggunakan variasi gaya mengajar hendaknya jangan berlebihan, karena bisa mengganggu konsentrasi siswa, biasanya jika guru melakukan variasi gaya mengajar yang berlebihan itu terkesan kaku dan tergesa-gesa, ini yang menjadi bahan tertawaan siswa, jadi sebaiknya guru menggunakan variasi gaya mengajar yang secukupnya dan disesuaikan dengan kebutuhan atau materi yang disampaikan, agar siswa perhatian dan bersemangat untuk mengikuti pelajaran tersebut, jika siswa perhatian terhadap pelajaran, otomatis siswa juga berminat dalam belajar. Bila minat belajar siswa itu tinggi maka tujuan pembelajaran pun akan tercapai dengan mudah dan maksimal.
Sudah disadari baik oleh guru, siswa dan orang tua bahwa dalam belajar di sekolah, inteligensi (kemampuan intelektual) memerankan peranan yang penting, khususnya berpengaruh kuat terhadap tinggi rendahnya prestasi belajar siswa. Ini bermakna, semakin tinggi kemampuan inteligensi seorang siswa, maka semakin besar peluangnya untuk berprestasi. Sebaliknya, semakin rendah kemampuan inteligensi seorang siswa, maka semakin kecil peluangnya untuk memperolehprestasi.   Meskipun  peranan  inteligensi  sedemikian  besar  namun  perlu  diingat bahwa faktor-faktor lain pun tetap berpengaruh. Di antara faktor tersebut adalah Minat.
Dalam kegiatan belajar, minat mempunyai peranan yang sangat penting. Bila seorang siswa tidak memiliki minat dan perhatian yang besar terhadap objek yang dipelajari, maka sulit diharapkan siswa tersebut akan tekun dan memperoleh hasil yang baik dari belajarnya. Sebaliknya, apabila siswa tersebut belajar dengan minat dan perhatian besar terhadap objek yang dipelajari, maka hasil yang diperolehpun akan lebih baik.

No comments:

Post a Comment