Saturday, October 18, 2014

PROPOSAL PTK (Implementasi Metode Pembelajaran Kooperatif Model Numbered Heads Together (NHT) Untuk Meningkatkan Perilaku Terpuji Pada Peserta Didik Kelas IV di MIS. Mathla’ul Anwar Cilambur Rumpin Bogor)



PROPOSAL
PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)


A.      Judul Penelitian
Implementasi Metode Pembelajaran Kooperatif Model Numbered Heads Together (NHT) Untuk Meningkatkan Perilaku Terpuji Pada Peserta Didik Kelas IV di MIS. Mathla’ul Anwar Cilambur Rumpin Bogor (Penelitian Tindakan Kelas pada Mata Pelajaran Akidah Akhlak).

B.       Latar Belakang Masalah
“Belajar mengajar merupakan suatu proses yang bernilai edukatif. Nilai edukatif mewarnai interaksi yang terjadi antara guru dan anak didik. Interaksi yang bernilai edukatif dikarenakan kegiatan belajar mengajar yang dilakukan, diarahkan untuk mencaMata pelajaran Akidah Akhlak tujuan tertentu yang telah dirumuskan sebelum pengajaran dilakukan”.[1]
Suasana pengajaran yang menyenangkan dan asyik, membuat peserta didik senang dan betah dalam belajar. Motivasi dan kreatifitas mereka akan terpacu dalam berbagai mata pelajaran, termasuk pelajaran keagamaan seperti halnya mata pelajaran Akidah Akhlak. Dengan konsep ini membuat Mata Pelajaran Akidah Akhlak mudah dan menyenangkan. Salah satu cara untuk membangkitkan aktivitas dan keterampilan peserta didik dalam proses pembelajaran adalah dengan mengganti cara/model pembelajaran yang selama ini kurang diminati oleh para peserta didik/peserta didik yang dilakukan hanya dengan melalui metode ceramah dan tanya jawab, model pembelajaran ini membuat peserta didik jenuh dan kurang kreatif, suasana belajar mengajar yang diharapkan adalah menjadikan peserta didik sebagai subjek yang berupaya menggali sendiri, memecahkan sendiri masalah-masalah dari suatu konsep yang dipelajari, sedangkan guru lebih banyak bertindak sebagai motivator dan fasilitator, situasi belajar yang diharapkan adalah peserta didik yang lebih banyak berperan (kreatif).
Dengan model pembelajaran yang sering dilakukan yaitu dengan ceramah tidak dapat membangkitkan aktivitas peserta didik dalam belajar. Hal ini tampak dari perilaku peserta didik yang cenderung hanya mendengar dan mencatat penjelasan yang diberikan pendidik. Melihat kondisi ini, peneliti berusaha memberikan model pembelajaran lain yaitu dengan model diskusi, peserta didik dibagi atas 5 (lima) kelompok dengan beranggotakan 6 (enam) orang perkelompok. Dari diskusi yang telah dilaksanakan, ternyata peserta didik masih kurang mampu dalam mengemukakan pendapat, sebab kemampuan peserta didik masih rendah. Dalam bekerja kelompok, hanya satu atau dua orang saja yang aktif, sedangkan yang lainnya kurang aktif bahkan tidak aktif sama sekali atau pasif. Dalam melaksanakan diskusi kelompok (diskusi), peneliti juga melihat diantara anggota kelompok ada yang suka menunggu teman karena mereka beranggapan bahwa dalam belajar kelompok (diskusi) tidak perlu semuanya bekerja. Karena tidak semua anggota kelompok yang aktif, maka tanggung jawab dalam kelompok menjadi kurang, bahkan dalam kerja kelompok (diskusi) peneliti juga menemukan ada diantara anggota  kelompok yang egois sehingga tidak mau menerima pendapat teman.
Melihat kenyataan-kenyataan tersebut yang peneliti temui pada sikap peserta didik di dalam proses pembelajaran tersebut di atas, peneliti berpendapat bahwa aktivitas peserta didik di MIS. Mathla’ul Anwar Cilambur dalam proses pembelajaran pada perilaku terpuji sangat kurang. Dalam hal ini peserta didik MIS. Mathla’ul Anwar Cilambur masih jauh dari pengertian aktivitas.
Berdasarkan pengamatan atau observasi pendahuluan yang peneliti lakukan, ditemukan bahwa peserta didik MIS. Mathla’ul Anwar Cilambur dalam melaksanakan diskusi kelas jarang sekali mengungkapkan pendapat, mengajukan pertanyaan, apalagi mengajukan saran. Karena aktivitas peserta didik yang rendah itu, hasil belajar pun menjadi rendah pula. Hal ini dapat diketahui dari data hasil ulangan semester I peserta didik kelas IV Tahun 2013/2014, memperoleh nilai yang tertinggi 7,8 dan nilai rata-rata 5,8. Rendahnya hasil belajar peserta didik disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya adalah rendahnya perhatian peserta didik terhadap Mata Pelajaran Akidah Akhlak. Guru sering memberikan pelajaran dalam bentuk ceramah dan tanya jawab, sehingga peserta didik kurang terangsang untuk mengembangkan kemampuan berfikir kreatif.
Peneliti berusaha mencari model pembelajaran lain, sehingga pembelajaran lebih bermakna dan lebih berkualitas. Model pembelajaran yang akan peneliti coba untuk melakukannya adalah model pembelajaran kooperatif Numbered Heads Together (NHT) yang merupakan sebuah varian diskusi kelompok. Ciri khasnya adalah guru hanya menunjuk seorang peserta didik yang mewakili kelompoknya, tanpa memberi tahu terlebih dahulu siapa yang akan mewakili kelompok itu. Cara ini menjamin keterlibatan total semua peserta didik, cara ini juga merupakan upaya yang sangat baik untuk meningkatkan tanggung jawab individual dalam diskusi kelompok.
Usaha untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik memerlukan model pembelajaran yang tepat sehingga peserta didik dapat menguasai kompetensi yang diharapkan. Dalam proses belajar mengajar, model pembelajaran memiliki peran yang sangat penting untuk menunjang tercapainya tujuan pembelajaran.

C.      Perumusan Masalah     
Berdasarkan latar belakan masalah yang ditetapkan pada pembelajaran perilaku terpuji, maka rumusan masalahnya adalah: Bagaimana implementasi metode pembelajaran kooperatif model Numbered Heads Together (NHT) dalam upaya meningkatkan perilaku terpuji peserta didik Kelas IV MIS. Mathla’ul Anwar Cilambur Rumpin Bogor?

D.      Cara Pemecahan Masalah
Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran NHT dimulai dengan pembagian kelompok. Menurut Agus Suprijono, “pembelajaran ini diawali dengan membagi kelas menjadi kelompok-kelompok kecil. Pembagian kelompok ini disesuaikan dengan materi yang akan diajarkan. Misalnya ada sebuah kelas yang terdiri dari 32 peserta didik. Maka dapat dibentuk 8 kelompok yang masing-masing beranggotakan 4 peserta didik. Tiap-tiap peserta didik dalam tiap-tiap kelompok diberi nomor 1-4”.[2] Setelah pembagian kelompok dan penomoran selesai, guru memberikan pertanyaan pada tiap-tiap kelompok. “Masing-masing kelompok berdiskusi untuk menjawab pertanyaan dari guru. Hal ini disebut dengan heads together yang berarti tiap-tiap kelompok menyatukan kepalanya berdiskusi memikirkan jawaban atas pertanyaan guru”. [3]
Kemudian setelah berdiskusi, guru memanggil peserta didik dengan nomor yang sama dari tiap-tiap kelompok untuk mempresentasikan jawabannya. “Hal itu terus dilakukan bergantian hingga semua peserta didik mendapat kesempatan untuk mempresentasikan jawabannya. Menurut Agus Suprijono, pengembangan pada diskusi dilakukan oleh guru agar peserta didik dapat memahami materi secara keseluruhan”.[4]
Adapun pelaksanaan model pembelajaran tipe Numbered Heads Together (NHT) yaitu :
1.      Tahap Pendahuluan
Langkah - I : Penomoran (Numbering):
a.       Guru membagi para peserta didik menjadi beberapa kelompok atau tim yang beranggotakan 3-5 orang dan memberi mereka nomor, sehingga tiap peserta didik dalam tim tersebut memiliki nomor yang berbeda.
b.      Menginformasikan materi yang akan dibahas atau mengaitkan  materi yang dibahas dengan materi yang lalu.
c.       Mengkomunikasikan tujuan pembelajaran  dan menjelaskan apa yang akan dilaksanakan.
d.      Memotivasi peserta didik, agar timbul rasa ingin tahu (inquiring mind what to know) peserta didik tentang konsep-konsep yang akan dipelajari.
2.      Kegiatan Inti
Langkah - II : Pengajuan Pertanyaan
a.       Menjelaskan materi secara sederhana.
b.      Mengajukan suatu pertanyaan kepada peserta didik. Pertanyaan dapat bervariasi dari yang bersifat spesifik hingga yang bersifat umum,
Langkah - III : Berpikir Bersama (Head Together)
a.       Peserta didik memikirkan pertanyaan yang diajukan oleh guru.
b.      Para peserta didik berpikir bersama untuk menggambarkan dan meyakinkan bahwa tiap orang mengetahui jawaban tersebut.
Langkah - IV : Pemberian Jawaban
a.       Guru menyebutkan (memanggil) suatu nomor dari salah satu kelompok secara acak.
b.      Peserta didik dari tiap kelompok dengan nomor yang sama mengangkat tangan.
c.       Peserta didik menyiapkan jawaban untuk seluruh kelas, ditanggapi oleh kelompok lain.
d.      Jika jawaban dari hasil diskusi kelas sudah dianggap betul peserta didik diberi kesempatan untuk mencatat dan apabila jawaban masih salah, guru akan mengarahkan.
e.       Guru memberikan pujian kepada peserta didik atau kelompok yang menjawab betul.
3.      Penutup
a.       Melakukan refleksi.
b.      Guru membimbing peserta didik menyimpilkan materi.
c.        Peserta didik diberikan tugas untuk diselesaikan dirumah dan mengerjakan kuis.

E.        Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam penulisan skripsi ini adalah untuk memperoleh gambaran yang nyata tentang implementasi metode pembelajaran kooperatif model Numbered Heads Together (NHT) dalam meningkatkan perilaku terpuji pada peserta didik Kelas IV di MIS. Mathla’ul Anwar Cilambur Bogor.

F.       Manfaat Penelitian        
Hasil dari penelitian, maka peneliti mengharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
1.         Bagi Peserta didik
a.          Memberikan suasana pembelajaran yang menyenangkan
b.         Memupuk pribadi peserta didik aktif, kreatif dan terampil
c.          Memupuk rasa solidaritas dan rasa tanggungjawab
2.         Bagi Guru
a.          Mengembangkan kemampuan guru dalam proses belajar mengajar
b.         Menambah wawasan guru tentang cara meningkatkan perilaku terpuji.
c.          Melatih guru agar lebih jeli dalam memperhatikan kesulitan belajar peserta didik.
3.         Bagi Sekolah
a.          Melahirkan peserta didik-peserta didik yang aktif, kreatif dan terampil dalam menghadapi permasalahan dilingkungannya.
b.         Menambah koleksi perpustakaan bagi sekolah.
4.         Bagi Peneliti
Menambah pengetahuan yang lebih matang dalam bidang pengajaran dan menambah wawasan dalam bidang penelitian, sehingga dapat dijadikan sebagai latihan dan pengembangan teknik-teknik yang baik khususnya dalam membuat karya tulis ilmiah, juga sebagai kontribusi nyata bagi dunia pendidikan.

G.       Tinjauan Pustaka dan Hipotesis Tindakan
1.         Tinjauan Pustaka
a.            Pembelajaran Kooperatif Numbered Heads Together (NHT)
Teknik belajar mengajar Kepala Bernomor (Numbered Heads) dikembangkan oleh Spencer Kagan. Teknik ini memberikan kesempatan pada  peserta didik untuk saling membagikan ide-ide dan mempertimbangkan jawaban yang paling tepat. Selain itu, teknik ini juga mendorong peserta didik untuk meningkatkan semangat kerjasama mereka. Teknik ini bisa digunakan untuk semua mata pelajaran dan untuk semua tingkatan usia anak didik.
Numbered Head Together (NHT) adalah merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi murid dan sebagai alternatif terhadap struktur kelas tradisional. “Numbered Head Together(NHT) adalah suatu pendekatan yang dikembangkan untuk melibatkan lebih banyak murid dalam menelaah materi yang tercakup dalam suatu pembelajaran dan mengecek pemahaman mereka terhadap isi pelajaran tersebut”.[5]
Numbered Head Together (NHT) merupakan suatu pendekatan yang dikembangkan oleh Spencer Kagen untuk melibatkan banyak peserta didik dalam memperoleh materi yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman mereka terhadap isi pelajaran. [6] Struktur yang dikembangkan oleh Kagen ini menghendaki peserta didik belajar saling membantu dalam kelompok kecil dan lebih dicirikan oleh penghargaan kooperatif dari pada penghargaan individual. Ada struktur yang memiliki tujuan umum untuk meningkatkan penguasaan isi akademik dan ada pula struktur yang tujuannnya untuk mengajarkan keterampilan sosial”.[7]
Pendapat seperti di atas juga di dukung oleh para ahli yang lain seperti Muslimin yang mengemukakan bahwa: “Numbered Head Together adalah salah satu tipe dari pembelajaran kooperatif dengan sintaks: pengarahan, buat kelompok heterogen dan tiap peserta didik memiliki nomor tertentu, berikan persoalan materi bahan ajar (untuk tiap kelompok sama tetapi untuk tiap peserta didik tidak sama sesuai dengan nomor peserta didik, tiap peserta didik dengan nomor yang sama mendapat tugas yang sama) kemudian bekerja dalam kelompok, presentasi kelompok dengan nomor peserta didik yang sama sesuai tugas masing-masing sehingga terjadi diskusi kelas, kuis individual dan buat skor perkembangan tiap peserta didik, umumkan hasil kuis dan beri reward” [8]
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran Numbered Head Together (NHT) adalah suatu model pembelajaran berkelompok yang setiap anggota kelompoknya bertanggung jawab atas tugas kelompoknya, sehingga tidak ada pemisahan antara peserta didik yang satu dengan peserta didik yang lain dalam satu kelompok untuk saling memberi dan menerima antara satu dengan yang lainnya.
Ada beberapa langkah yang dilakukan dalam melaksanakan model pembelajaran Numbered Heads Together (NHT). Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran NHT dimulai dengan pembagian kelompok. Menurut Agus Suprijono, “pembelajaran ini diawali dengan membagi kelas menjadi kelompok-kelompok kecil. Pembagian kelompok ini disesuaikan dengan materi yang akan diajarkan. Misalnya ada sebuah kelas yang terdiri dari 32 peserta didik. Maka dapat dibentuk 8 kelompok yang masing-masing beranggotakan 4 peserta didik. Tiap-tiap peserta didik dalam tiap-tiap kelompok diberi nomor 1-4”.[9] Setelah pembagian kelompok dan penomoran selesai, guru memberikan pertanyaan pada tiap-tiap kelompok. “Masing-masing kelompok berdiskusi untuk menjawab pertanyaan dari guru. Hal ini disebut dengan heads together yang berarti tiap-tiap kelompok menyatukan kepalanya berdiskusi memikirkan jawaban atas pertanyaan guru”. [10]
Secara sistematis langkah-langkah model pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) sebagaimana yang dikembangkan oleh Ibrahim menjadi enam langkah sebagai berikut :
Langkah 1. Persiapan. Dalam tahap ini guru mempersiapkan rancangan pelajaran dengan membuat Skenario Pembelajaran (SP), Lembar Kerja Peserta didik (LKS) yang sesuai dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT.
Langkah 2. Pembentukan kelompok. Dalam pembentukan kelompok disesuaikan dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT. Guru membagi para peserta didik menjadi beberapa kelompok yang beranggotakan 3-6 orang peserta didik. Guru memberi nomor kepada setiap peserta didik dalam kelompok dan nama kelompok yang berbeda. Penomoran adalah hal yang utama di dalam NHT, dalam tahap ini guru membagi peserta didik menjadi beberapa kelompok atau tim yang beranggotakan tiga sampai lima orang dan memberi peserta didik nomor sehingga setiap peserta didik dalam tim mempunyai nomor berbeda-beda, sesuai dengan jumlah peserta didik di dalam kelompok. Kelompok yang dibentuk merupakan percampuran yang ditinjau dari latar belakang sosial, ras, suku, jenis kelamin dan kemampuan belajar. Selain itu, dalam pembentukan kelompok digunakan nilai tes awal (pretest) sebagai dasar dalam menentukan masing-masing kelompok.
Langkah 3. Tiap kelompok harus memiliki buku paket atau buku panduan. Dalam pembentukan kelompok, tiap kelompok harus memiliki buku paket atau buku panduan agar memudahkan peserta didik dalam menyelesaikan LKS atau masalah yang diberikan oleh guru.
Langkah 4. Diskusi masalah. Dalam kerja kelompok, guru membagikan LKS kepada setiap peserta didik sebagai bahan yang akan dipelajari. Dalam kerja kelompok setiap peserta didik berpikir bersama untuk menggambarkan dan meyakinkan bahwa tiap orang mengetahui jawaban dari pertanyaan yang telah ada dalam LKS atau pertanyaan yang telah diberikan oleh guru. Pertanyaan dapat bervariasi, dari yang bersifat spesifik sampai yang bersifat umum.
Langkah 5. Memanggil nomor anggota atau pemberian jawaban. Dalam tahap ini, guru menyebut satu nomor dan para peserta didik dari tiap kelompok dengan nomor yang sama mengangkat tangan dan menyiapkan jawaban kepada peserta didik di kelas.
Langkah 6. Memberi kesimpulan. Guru bersama peserta didik menyimpulkan jawaban akhir dari semua pertanyaan yang berhubungan dengan materi yang disajikan. [11]

b.            Perilaku Akhlak Terpuji Pada Peserta Didik
Allah SWT, menciptakan manusia melalui dua tahap, pertama menciptakan jasadnya dan kedua meniupkan ruh kedalam jasad itu. Dengan tahapan ini, jadilah mansuia itu zat yang terdiri dari “segenggam tanah dan setiup ruh”. Dan keduanya menjadi unsur utama pembentuk perilaku terpuji kepribadian manusia yaitu unsur materi yaitu fisik manusia dan unsur ruh yaitu hati dan jiwa manusia.
Firman Allah SWT:
#sŒÎ*sù ¼çmçG÷ƒ§qy àM÷xÿtRur ÏmŠÏù `ÏB ÓÇrr (#qãès)sù ¼çms9 tûïÏÉf»y  
Artinya: “Maka apabila telah Kusempurnakan kejadiannya dan Kutiupkan kepadanya roh (ciptaan)Ku; Maka hendaklah kamu tersungkur dengan bersujud kepadaNya".(QS. Shaad: 72)

Dari unsur ruh itu Allah SWT menciptakan kecenderungan fitrah kepada ibadah yaitu kecenderungan untuk bertuhan dan menyembah Tuhan. Sedangkan dari unsur fisik, Allah menciptakan kecenderungan dan dorongan untuk bertindak dan bersikap. Allah menjelaskan tentang unsur ruh ini (yang kemudian disebut dengan fitrah).
øŒÎ)ur xs{r& y7/u .`ÏB ûÓÍ_t/ tPyŠ#uä `ÏB óOÏdÍqßgàß öNåktJ­ƒÍhèŒ öNèdypkô­r&ur #n?tã öNÍkŦàÿRr& àMó¡s9r& öNä3În/tÎ/ ( (#qä9$s% 4n?t/ ¡ !$tRôÎgx© ¡ cr& (#qä9qà)s? tPöqtƒ ÏpyJ»uŠÉ)ø9$# $¯RÎ) $¨Zà2 ô`tã #x»yd tû,Î#Ïÿ»xî ÇÊÐËÈ   ÷rr& (#þqä9qà)s? !$oÿ©VÎ) x8sŽõ°r& $tRät!$t/#uä `ÏB ã@ö7s% $¨Zà2ur Zp­ƒÍhèŒ .`ÏiB öNÏdÏ÷èt/ ( $uZä3Î=ökçJsùr& $oÿÏ3 Ÿ@yèsù tbqè=ÏÜö7ßJø9$# ÇÊÐÌÈ  
Artinya: “Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): "Bukankah aku ini Tuhanmu?" mereka menjawab: "Betul (Engkau Tuban kami), Kami menjadi saksi". (kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya Kami (Bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan). Atau agar kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya orang-orang tua Kami telah mempersekutukan Tuhan sejak dahulu, sedang Kami ini adalah anak-anak keturunan yang (datang) sesudah mereka. Maka Apakah Engkau akan membinasakan Kami karena perbuatan orang-orang yang sesat dahulu?" (QS. Al-A’raf: 172-173)

Yang dimaksud “agar orang-orang musyrik itu jangan mengatakan bahwa bapak-bapak mereka dahulu telah mempersekutukan Tuhan, sedang mereka tidak tahu menahu bahwa mempersekutukan Tuhan itu salah, tak ada lagi jalan bagi mereka, hanyalah meniru orang-orang tua mereka yang mempersekutukan Tuhan itu. karena itu mereka menganggap bahwa mereka tidak patut disiksa karena kesalahan orang-orang tua mereka itu.[12]
Proses penciptaan manusia inilah yang menjadi dasar pokok pembentukan perilaku terpuji manusia itu. Ketika pembentukan perilaku terpuji itu sesuai dengan jalan proses penciptaannya, maka manusia mampu menunjukkan jatidirinya sebagai “Hamba Allah”. Sebaliknya, ketika pembentukan perilaku terpuji itu bertolak belakang dengan proses penciptaannya, maka manusia akan berrevolusi menjadi “hamba thogut”.

2.         Hipotesis Tindakan
Hipotesis tindakan adalah “hasil kajian pustaka atau proses rasional dari penelitian yang telah mempunyai kebenaran secara teoretik. Dengan demikian hipotesis dapat dianggap sebagai jawaban sementara terhadap masalah yang telah dirumuskan dalam suatu penelitian dan masih perlu diuji kebenarannya dengan menggunakan data empiric”. [13] Secara sederhana peneliti merumuskan hipotesis bahwa: “Jika  pembelajaran kooperatif model Numbered Heads Together (NHT) diterapkan, maka akan semakin meningkat perilaku terpuji pada peserta didik Kelas IV di MIS. Mathla’ul Anwar Cilambur Rumpin Bogor”, atau “Semakin baik pembelajaran pembelajaran kooperatif model Numbered Heads Together (NHT), maka semakin tinggi pula perilaku terpuji pada peserta didik Kelas IV di MIS. Mathla’ul Anwar Cilambur Bogor.

H.       Rencana Penelitian
1.         Setting Penelitian
Penelitian tindakan  dilaksanakan di Kelas IV (Empat) yang beralamat di Kp. Cilambur Desa Leuwibatu Kecamatan Rumpin Kabupaten Bogor. Alasan peneliti mengambil tempat penelitian di MIS. Mathla’ul Anwar Cilambur Kecamatan Rumpin Kabupaten Bogor  adalah :
a.             Tersedianya data yang diperlukan peneliti dalam melaksanakan kegiatan penelitian.
b.            Membangkitkan minat peserta didik dalam mempelajari mata pelajaran akidah akhlak khususnya untuk peserta didik MIS. Mathla’ul Anwar Cilambur Kecamatan Rumpin Kabupaten Bogor.

2.         Variabel
Variabel yang menjadi sasaran dalam rangka penelitian tindakan kelas adalah pemahaman konsep peserta didik pada perilaku terpuji peserta didik Kelas IV MIS. Mathla’ul Anwar Cilambur Kecamatan Rumpin Kabupaten Bogor melalui pembelajaran kooperatif model Numbered Heads Together (NHT).

3.         Rencana Tindakan
a.            Perencanaan
Untuk mempermudah dalam memahami rencana tindakan secara keseluruhan dan untuk memberikan panduan bagi penulis, maka penulis perlu menampilkan model penelitian tindakan yang akan dilaksanakan, diadaptasi dari model penelitian tindakan John Elliot. Tujuannya supaya terdapat kelancaran yang lebih tinggi antara taraf-taraf didalam pelaksanaan aksi atau proses belajar-mengajar[14].
Penelitian tindakan kelas dilaksanakan melalui 4 tahap yaitu: perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi yang dilaksanakan dalam 2 siklus (tiap siklus dilakukan 2 kali tatap muka /pertemuan).

b.            Implementasi Tindakan
Rencana yang telah disusun  dilaksanakan dengan langkah-langkah yang telah dibuat yaitu proses kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif Numbered Heads Together (NHT).

c.             Observasi dan Implementasi
Observasi yaitu pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap fenomena yang di selidiki pada perkembangan peserta didik selama mengikuti kegiatan pembelajaran di kelas ataupun dari hasil mengerjakan ulangan/tugas yang telah diberikan oleh guru. Observasi dan catatan lapangan ini meliputi kegiatan pengamatan terhadap suatu objek dengan menggunakan alat indera. Lembar observasi digunakan untuk mengungkapkan aktivitas peserta didik dalam belajar, dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif Numbered Heads Together (NHT) pada pembelajaran di kelas.

d.            Analisis dan Refleksi
Hasil yang didapat dalam tahap observasi dikumpulkan serta dianalisis, pada tahap ini pengajar dapat merefleksi diri berdasarkan hasil observasi dan diskusi untuk mengkaji apakah tindakan yang telah dilakukan dapat meningkatkan kemampuan hasil belajar peserta didik melalui model pembelajaran kooperatif Numbered Heads Together (NHT) pada mata pelajaran Akidah Akhlak.

4.         Pengumpulan Data
Data yang digunakan adalah data primer dari subyek yang diteliti yang bersumber dari hasil belajar peserta didik MIS. Mathla’ul Anwar Cilambur Kecamatan Rumpin Kabupaten Bogor tahun pelajaran 2013/2014 selama proses penelitian. Dalam rangka menghimpun data untuk dijadikan suatu kesimpulan, maka metode penelitian dilakukan dengan melalui catatan observasi dan hasil evaluasi yang dilakukan sejak awal penelitian sampai dengan siklus terakhir.
Catatan observasi dipergunakan untuk mengetahui peningkatan aktivitas peserta didik dan pemunculan keterampilan kooperatis peserta didik, sedangkan evaluasi dilakukan untuk mengukur peningkatan hasil belajar peserta didik.

5.         Indikator Kinerja
Indikator kinerja adalah sebagai tolok ukur keberhasilan bagi peserta didik dalam rangka meningkatkan kemampuan hasil belajar peserta didik melalui model pembelajaran kooperatif Numbered Heads Together (NHT) pada materi perilaku terpuji di MIS. Mathla’ul Anwar Cilambur Kecamatan Rumpin Kabupaten Bogor.

6.         Personalia Penelitian
a.            Ketua Peneliti
1)      Nama Lengkap          :    Marbawi, S.Pd.I
2)      NIP                            :    19750315 200501 1003
3)      Jabatan                       :    Guru Kelas
4)      Waktu Penelitian       :    15 jam/minggu
5)      Tugas                         :
a)      Bertanggung jawab atas kelancaran pelaksanaan kegiatan
b)      Menyusun perencanaan proses belajar mengajar melalui model pembelajaran kooperatif Numbered Heads Together (NHT)
c)      Terlibat dalam semua jenis kegiatan.
d)     Menyusun laporan.
b.            Anggota Peneliti (Teman Sejawat)
1)      Nama Lengkap          :    R. Abdullah Hamidi, S.Pd.I
2)      NIP                            :    -
3)      Jabatan                       :    Guru Kelas
4)      Waktu Penelitian       :    15 jam/minggu
5)      Tugas                         :
a)      Menganalisis konsep yang ada di silabus
b)      Menyusun perencanaan proses belajar mengajar melalui model pembelajaran kooperatif Numbered Heads Together (NHT).
c)      Menyusun instrumen

7.         Jadwal Pelaksanaan
No
Jenis Kegiatan
Bulan Ke
1
Penyusunan Proposal

2
Analisis Pokok Bahasan

3
Pendesainan media media pembelajaran yang digunakan

4
Pelaksanaan proses belajar mengajar

5
Evaluasi hasil belajar peserta didik

6
Evaluasi proses pembelajaran

7
Analisis hasil evaluasi

8
Seminar hasil penelitian

9
Penyusunan laporan


8.         Biaya yang Diusulkan
No
Uraian
 (Rp)
1
Honor Pelaksana (2 org x Rp250.000)
500.000
2
Bahan habis pakai (ATk, Kertas, Tinta Print)
250.000
3
Peralatan (Sewa Komputer, Note Book, Infocus)
150.000
4
Perjalanan dinas/Transport ( 2 org x Rp50.000)
100.000
5
Cadangan operasional/lain-lain (Fotocopy, Jilid)
100.000
Jumlah Biaya
1.000.000

I.          Daftar Pustaka
Djamarah, Syaiful Bahri dan Zain, Aswan, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Rineka Cipta, 2010.
Ibrahim, dkk, Pembelajaran Kooperatif, Surabaya: Surabaya University Press, 2000.
Muslimin, Pembelajaran Kooperatif. (Surabaya: Unesa University Press, 2000.
Suprijono, Agus, Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM, Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2011.
Takari, R, Enjah, Penelitian Tindakan Kelas, Bandung: PT. Ganesindo, 2008.
Tim Penyusun Revisi Pedoman Penulisan Skripsi FITK, Pedoman Penulisan Skripsi, Jakarta: FITK UIN Syarif Hidayatullah, 2011.
Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, Surabaya: Prenada Media Group, 2009.


[1] Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain. Strategi Belajar Mengajar. (Jakarta: Rineka Cipta,2010). Hlm: 1
[2] Agus Suprijono. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM. (Yogyakarta: Pustaka Belajar,2011). hlm.92
[3] Ibid. hlm.92
[4] Ibid. hlm.92
[5] Trianto. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif (Surabaya: Prenada Media Group, 2009). hlm.82
[6] Ibrahim, dkk. Pembelajaran Kooperatif. (Surabaya: Surabaya University Press, 2000). hlm.28
[7] Ibid. hlm.25
[8] Muslimin. Pembelajaran Kooperatif. (Surabaya: Unesa University Press, 2000). hlm.65
[9] Agus Suprijono. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM. (Yogyakarta: Pustaka Belajar,2011). hlm.92
[10] Ibid. hlm.92
[11] Ibrohim. Op. Cit. hlm.25
[12] Departemen Agama RI. Al-Quran dan Terjemahnya Al-Jumanatul ‘Ali. (Bandung: CV.Penerbit J-ART.2005). hlm l: 173
[13] Tim Penyusun Revisi Pedoman Penulisan Skripsi FITK, Pedoman Penulisan Skripsi. (Jakarta: FITK UIN Syarif Hidayatullah, 2011). hlm.48
[14] Enjah Takari, R. Penelitian Tindakan Kelas. (Bandung: PT. Ganesindo, 2008). Cet. Pertama.h.10

No comments:

Post a Comment