KONSEP METODE
PEMBELAJARAN SAVI
(Somatis, Auditori, Visual dan Intelektual)
Oleh: Jawi"Marbawi"Al-Kurdy
a.
Prinsip Pendekatan SAVI
Masalah yang dihadapi pembelalajaran sains
disekolah dasar atau Madrasah Ibtidaiyah adalah kurang diterapkannya
pembelajaran siswa aktif, sebagian guru sains lebih banyak menggunakan metode
ceramah,yaitu suatu metode yang digunakan yuntuk menyampaikan informasi
mengenai masalah tertentu, pembelajaran dengan metode ini kurang memberikan
kesempatan pada siswa untuk berinteraksi dengan rekan-rekannya kegiatan lebih
bersipat invidual, berhasil atau tidaknya pembelajaran dengan metode ini
tergantung retensi siswa dan dramatisasi guru, siswa yang memiliki kemampuan
mengingat lebih baik akan terus dapat mengikuti pelajaran gurunya.
Metode pembelajaran terdiri dari beberapa
macam,mulai dari yang tradisional konvensional,sampai yang modern
kontemporer,pemilihan metode dipengaruhi beberapa faktor antara lain:[1]
1.
Tujuan
Dalam pembelajaran hendaknya para guru
memperhatikan hirarki tujuan pembelajaran,hirarki tujuan pengajaran sendiri
terdiri atas tujuan pembelajaran, tujuan kurikuler, institusional, dan tujan
nasional tujuan-tujuan secara hirarkis.
Karakteristik tujuan yang akan dicapai sangat di pengaruhi oleh pemilihan
metode,sebab metode pada tujuan bukan sebaliknya.
2.
Anak didik
Setiap siswa adalah manusia yang
membutuhkan pendidikan dan setiap anak memiliki karateristik yang
berbeda-beda.baik minat, bakat kebiasaan, motivasi, status sosial, lingkungan
keluarga, perbedaan anakdari aspek psikologis seperti pediam, pemurung bahkan
ada prilaku-prilaku yang sulit dikenali, semua perbedaan tersebut sangat
berpengaruh terhadap pemilihan metode pembelajaran.
3.
Situasi
Lingkungan pembelajaran sangat
mempengaruhi,oleh karena itu guru harus teliti dalam melihat situasi dimana
tempat pembelajaran berlangsung sesekali
guru mengajak siswa keluar kelas atau diala terbuka, biasanya metode
pembelajaran dialam terbuka meggunakan metode-metode yang menuntut siswa aktif.
4.
Fasilitas
Fasilitas yang tidak tersedia akan mempengaruhi penggunaan metode
pembelajaran, seperti laboratorium IPA. Jika fasilitas ini tidak ada akan
mempengaruhi metode eksperimen atau demonstrasi.
5.
Guru
Latar belakang pendidikan guru sangat
berpengaruh, karena penggunaan metode pembelajaran sangat berkaitan dengan
latar belakang pendidikan guru, seorang guru yang tidak relevan dengan dunia
pendidikan akan sering menemui hambatan dala menerapkan suatu metode
pembelajaran.
Metode pembelajaran terdiri dari beberapa
macam,mulai dari yang tradisional konvensional, sampai yang modern kontemporer,
ada beberapa macam metode yang sering
digunakan dalam kegiatan belajar mengajar, yaitu:
a.
Metode proyek
b.
Metode Eksperimen
c.
Metode Penugasan
d.
Metode Diskusi
e.
Metode Sosiodrama
f.
Metode Demonstrasi
g.
Metode problem solving
h.
Metode karya wisata
i.
Metode Tanya jawab
j.
Metode Tanya jawab
k.
Metode ceramah
Penggunaan pendekatan SAVI dalam
pembelajaran sains bertujuan memberi
kesempatan kepada siswa untuk menggunakan anggota tubuhnya melihat, bergerak
yang secara praktis melibatkan secara fisik dan menggunakan anggota tubuh sewaktu belajar berarti akan
menggerakan otak apabila tubuh tidak bergrak maka otak pun tidak akan beranjak
dan berpikir. Belajar mengunakan gerak aktif secara fisik ketika belajar dengan
memanfaatkan indera sebanyak mungkin, dan membuat seluruh tubuh, serta pikiran
terlibat dalam belajar, ini lebih efektif daripada belajar berdasarkan ceramah,
menulis, dikte, menyajikan materi dan menggunakan media.
b.
Unsur-unsur pendekatan SAVI
Tidak semua metode mengajar dapat mewakili wahana
pencapaian tujuan
pendidikan. Semua pemakaiannya ditentukan oleh sifat tujuan dan isi materi yang
akan diajarkan. Dalam kenyataannya kelemahan dan hambatan pembelajaran dikelas
terjadi antara guru-siswa ataupun antar siswa. Hasil penelitian yang telah
dilakukan Dave Meier hambatan dan kelemahan tersebut pada tahap persiapan
(preparation), pelatihan (practic),
dan penampilan hasil (performance)[2].
Untuk mengatasi kelemahan dan hambatan tersebut maka dalam setiap tahap
pembelajaran tersebut dapat menerapkan pendekatan belajar “SAVI”. Belajar bisa
optimal jika keempat unsur SAVI yaitu somatic,
auditory, visualization, dan intellectualy
ada dalam setiap peristiwa pembelajaran.
Belajar somatic
berarti belajar dengan menggunakan indra peraba, kinestic serta melibatkan
fisik dan menggunakan serta menggerakkan tubuh sewaktu belajar[3].
Jadi untuk merangsang hubungan pikiran-tubuh, ciptakanlah suasana belajar yang
dapat membuat siswa bangkit dan berdiri dari tempat duduk dan aktif secara
fisik dari waktu kewaktu.
Belajar auditory
berarti belajar dengan berbicara dan mendengarkan. Dalam merancang pembelajaran
matematika yang menarik bagi saluran auditori, yang kuat dalam diri siswa
carilah cara untuk mengajak mereka membicarakan apa yang sedang mereka pelajari[4].
Ajak siswa berbicara saat mereka memecahkan masalah, membuat model,
mengumpulkan informasi, membuat rencana kerja, menguasai keterampilan, membuat
tinjauan pengalaman kerja, atau menciptakan makna-makna pribadi bagi mereka
sendiri.
Belajar visualization
berarti belajar dengan mengamati dan menggambarkan[5].
Kebanyakan siswa akan lebih mudah belajar jika dapat melihat apa yang sedang
dibicarakan lebih-lebih dalam belajar matematika akan lebih mudah jika siswa
dapat melihat contoh-contoh dari dunia nyata seperti diagram, peta dan gambaran
dari segala hal yang dipelajari. Tehnik lain yang bisa dilakukan seorang guru
terutama orang-orang dengan ketrampilan visual yang kuat adalah meminta siswa
mengamati situasi dunia nyata lalu memikirkan serta membicarakan situasi itu,
menggambarka proses, prinsip atau makna yang dicontohkan.
Belajar intellectualy
berarti belajar dengan memecahkan masalah dan merenung. Intellectualy adalah
pencipta makna dalam pikiran, sarana yang digunakan manusia untuk berfikir[6].
Menyatukan pengalaman, menciptakan jaringan saraf baru dan belajar.
Intellektual menghubungkan pengalaman, mental, fisik, emosional, dan intuitif
tubuh untuk membuat makna baru bagi dirinya. Aspek intellektual dalam belajar
akan terlihat jika guru mengajak siswa
terlibat dalam aktivitas pembelajaran seperti memecahkan masalah, membuat
kesimpulan dalam pembelajaran sains.
Pendekatan SAVI menuntut guru terampil merangsang
siswa mengungkapkan dan mengaktifkan siswa terhadap materi belajar yang
dikuasai dan dimiliki. Dengan kegigihan guru menyajikan pertanyaan-pertanyaan
yang mendorong siswa menjadi lebih kreatif dan berinisiatif, dampaknya kegiatan
pembelajaran menjadi lancar dan bermanfaat.
Pembelajaran SAVI adalah pendekatan
pembelajaran yang menggabungkan gerakan fisik dan aktivitas intelektual serta
penggunaan indera, unsur-unsur SAVI yaitu[7]:
S = Somatis,
artinya Belajar dengan bergerak dan berbuat
A = Auditori,
artinya Belajar dengan berbicara dan mendengar
V = Visual,
artinya Belajar dengan mengamati dan menggambarkan
I = Intelektual,
artinya belajar memecahkan masalah
1)
Belajar dengan Somatis (Bergerak
Dan Berbuat)
Somatis berasal dari kata Yunani, yang
artinya tubuh. Belajar dengan Somatis berarti belajar dengan menggunakan
anggota tubuh, melibatkan indera, gerak yang secara praktis melibatkan fisik,
menggunakan serta menggerakan fisik akan menggerakan otak. Jika tubuh tidak
bergerak maka otakpun tidak bergerak dan
berpikir
Berikut ini beberapa contoh belajar dengan somatis pada
pembelajaran sains (IPA SD/MI) Kelas 1[8]:
Materi Pokok
Berdasarkan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
|
Cara Belajar
dengan Somatis (Bergerak dan Berbuat)
|
Bab.1 Tubuhku
a. Bagian–bagian tubuhku
|
1) Setiap siswa menunjukan dengan tangan nya ketubuhnya tentang
bagian tubuhnya di depan kelas.
2) Setiap siswa menunjukan dengan tangannya ke gambar tubuh
manusia tentang bagian tubuhnya di depan kelas
|
b. Kegunaan bagian-bagian tubuhku
|
1) Setiap siswa menunjukan dengan tangannya ke tubuhnya tentang
fungsi bagian tubuhnya di depan kelas.
2) Setiap siswa menunjukan dengan tangan kegambar tubuh manusia
tentang fungsi bagian tubuhnya di depan kelas.
3) Semua atau setiap siswa menyanyikan lagu tentang bagian-bagian
tubuh.
|
c. Cara merawat tubuhku
|
1) Membawa bahan-bahan dan alat yang sering digunakan untuk merawat tubuh.
2) Menunjukan bahan-bahan dan alat yang sering digunakan untuk
merawat tubuh.
3) Mempraktikan cara mencuci tangan
4) Mempraktikan cara menggosok gigi
|
Bab.4 Ciri-ciri benda
a. beragam bentuk benda
|
1) Menunjukan bentuk benda dipapan tulis
2) Menunjukanbentuk benda pada gambar
3) Menunjukan bentuk benda sesungguhnya
4) Menggambar bentuk benda
|
b. beragam ukuran benda
|
1) Memilih benda yang besar yang ada didepan kelas
|
2)
Belajar dengan Auditori (Berbicara
Dan Mendengar)
Belajar dengan auditori adalah belajar yang lebih
memberdayakan agar lebih aktif menggunakan lisannya karena ketika siswa
bersuara dan berbicara, beberapa area penting diotak menjadi aktif,belajar
denga auditori yaitu belajar dengan dialog, membaca keras, berbicara dengan
diri sendiri, mengingat bunyi, mengingat lagu, mengingat irama,mendengarkan
kaset atau CD , dan membaca didalam hati. Merancang pembelajaran dengan
Auditori yang menarik dengan cara mengajak siswa membicarakan apa yang sedang
mereka pelajari,menyuruh siswa menerjemahkan pengalaman dengan suara, meminta
membaca, mengajak berbicara ketika memecahkan masalah, diajak berbicara ketika
membuat model, dan berbagai kegiatan yang mengandung unsur suara dan endengarkan suara. Di bawah ini contoh
penerapan unsur auditori dalam pembelajaran IPA, baik di SD, SMP, maupun SMA
atau SMK. Perubahan paradigma pengajaran dan pembelajaran sangat tergantung
pada perubahan pemahsaman para guru tentang dasar dan teori kependidikan yang
di anutnya,termasuk dengan cara pandang (point
of view) dan pola pikir (mindset) tentang peran dan kompetensi
propesional pendidik dalam proses pembelajaran disekolah.
Sebagian besar diantara kita menggangap bahwa tugas
utama penduidik adalah mengajar,bukan mendidik dan membimbing.bahkan metide
mengajar satu-satunya andalan yang
dilakukan adalah ceramah atau dikenal dengan chalk and talk. Dengan
strategi dan metode mengajar seperti itu pran guru lebih banyak menyampaikan
informasi.prses pembelajaran masih berpusat kepada guru (teachers-centered) belum berpusat kepada siswa (student –centered). Salah satu unsur
yang mempengaruhi keberhasilan pembelajaran disekolah ialah penggunaan metode pembelajaran
yang sesuai dengan tuntutan pembelajaran
Metode-metode dan pendekatan konvensional
yang selama ini kita pergunakan telah membentuk karakter pribadi guru yan
cenderung menyerupai bentuk dan gaya perusahaan yang memprduksi barang jadi, semua
siswa dianggap seperti bahan baku yang siap dibentuk dengan karakteristik dan
spesipikasi serta kualitas yang sama,perlakuan seperti itu adalah suatu
kesalahan yang semestinya tidak dilakukan oleh seorang pendidik.siswa itu
manusia yang memiliki keragaman dan variasi. Selain asumsi seperti, pembelajaran
harus memperhatikan dan mengimplementasikan teori struktur dan cara kerja otak
siswa yang dimilikinya. Pendekatan-pendekatan yang kita butuhkan saat iniadslah
pendekatan yang mengandunghal-hal yang dibutuhkan siswa sehingga pembelajaran
dapat optimal,yaitu pembelajaran yang mengandung unsur-unsur seperti berikut:
a)
Lingkungan Belajar yang positif
Siswa dapat belajar dengan baik dalam
lingkungan fisik,emosi dan sosial yang positif, yaitu lingkungan yang tenang
nyaman ,dan aman sekaligus menggugah semangat siswa untuk belajar/Lingkungan
semacam ini dapat menciptakan suasana kegembiraan.
b)
Keterlibatan siswa secara
totalitas
Siswa dapat belajar paling baik,apabila
siswa telibat secara totalitas, aktif, serta mengambil tanggung jawab penuh
atas usaha belajar sendiri. Belajar bukan untk ditonton melainkan menuntut peran serta semua pihak.
Pihak orang tuanya pun perlu dihadirkan untuk mengetahui perkembangan belajar
anak-anaknya disekolah. Pengetahuan yang dibentuk diotak siswa yaitu bukan
penyerapan secara pasif, melainkan pengetahuan yang diciptakan atau di
konstruksi secara aktif oleh siswanya sendiri bukan karena materi yan
luas,presentasi ceramah guru, dan keberhasilan program Ujian Nasionl.
c)
Kerjasama Semua siswa
Siswa akan belajar apabila dialamnya
terdapat teman sebayanya pembelajaran yang paling baik ialah pembelajaran
didalam lingkungan sosial yang penuh dengan kerjasama, sehingga sehingga
upayakan pembelajaran bersipat sosial, hanya sewaktu-waktu pembelajaran bersipat
individualistis. Pembelajaran modern cenderung menekankan pada kerjaama
diantara pembelajar, lingkungan, orangtua, dan yang peduli pendidikan lainnya
sehingga terbentuk komunitas belajar.
d)
Variasi
Siswa akan belajar dengan baik apabila
dalam pembelajarannya disuguhi dengan banyak variasi pilihan cara belajarnya
dengan melibatkan berbagai indera pada tubuh siswa. Upayakan pembelajaran
dengan cara bervariasi jangan terlalu monoton pada salah satu cara.
e)
Kontekstual
Siswa dapat belajar dengan baik apabila dalam
sesungguhnya atau kontekstual, buka secara imajinasi atau khayalan belaka,
fakta, konsep, teori, dan keterampilan yang dipelajari secara terpisah akan
menyulitkan diserap siswa bahkan akan cenderung menguap dan hilang pada otak
siswa. Belajar yang paling baik dapat
dapat dilaksanakan dengan mengerjakan pekerjaan itu sendiri dalam proses
penyelaman ke ”dunia nyata” secara terus menerus, umpan balik perenungan,
evaluasi dan penyelaman kembali.
f)
Semangat Belajar
Pembelajaran yang penuh semangat belajar
merupakan pembelajaran terpadu antara filosofi kehidupan nyata dengan
pembelajaran siswanya. Pembelajaran ini membuat siswa menjadi manusia kembali,
serta menempatkan siswa menjadi raja yang patut dilayani dengan baik.
g)
Kecenderungan Lainnya
Pembelajaran yang baik untuk masa sekarang
dan yang akan datang adalah pembelajaran yang menggunakan pendekatan
berkarakteristik seperti berikut:
(1) Luwes,hindari pembelajaran yang kaku
(2) Gembira, hindari pembelajaran yang penuh kecemasan, ketakutan,
serius yang berkepanjangan penuh kemuraman.
(3) Banyak jalan atau bervariasi untuk mencapai indikator
pembelajaran jangan hanya dengan satu cara atau metode tertentu.
(4) Mengutamakan hasil, manfaatkan sarana yang ada, bila perlu kita
lebih kreatif dan aktif menciptakan bahan ajar atau sarana yang
dibutuhkansiswa, sehingga yang penting hasil belajar tercapai dengan media atau
sarana yang ada.
(5) Bekerja sama, upayakan setiap pertemuaan pembelajaran dengan
mengadakan kerjasama sesama siswa atau siswa dengan guru, serta kurangi
individualistis yang menimbulkan persaingan yang tajam diantara sesame siswa.
(6) Manusiawi, upayakan siswa itu sebagai manusia yang sempurna,
jangan diibaratkan seekor hewan yang dapat merespon apabila diberi stimulus.
Siswa sebagai manusia yang mempunyai organ otak,akan mampu melakukan
pembelajaran tanpa perlu adanya stimulus seperti hewan.
(7) Multi Media, upayakan setiap pembelajaran menggunakan media yang
sesederhana sesekalipun, sehingga siswa terhindar dari verbalisme.
Multi Inderawi,upayakan setiap pembelajaran,siswa
untuk diajak dan dilatih menggunakan
indera yang dimilikinya sehingga indera, saraf, dan otak siswa terlatih dan
terbiasa dengan keadaan lingkungannya, serta dapat berkembang sesuai dengan
kemampuan jati dirinya.
3)
Belajar dengan Visual (Mengamati Dan Menggambarkan)
Ketajaman visual, meskipun lebih menonjol pada sebagian
orang, sangat kuat dalam diri setiap orang. Alasannya adalah bahwa di dalam
otak terdapat lebih banyak perangkat untuk memproses informasi visual daripada
semua indra yang lain. Setiap orang (terutama pembelajar visual) lebih mudah
belajar jika dapat melihat apa yang sedang dibicarakan. Pembelajar visual
belajar paling baik jika mereka dapat melihat contoh dari dunia nyata, diagram,
peta gagasan, ikon, gambar, dan gambaran dari segala macam hal ketika sedang
belajar. Dan kadang-kadang mereka dapat belajar lebih baik lagi jika mereka
menciptakan peta gagasan, diagram, ikon, dan citra mereka sendiri dari hal yang
sedang dipelajari. Teknik lain yang bisa dilakukan semua orang, terutama
orang-orang dengan keterampilan visual yang kuat, adalah meminta mereka
mengamati situasi dunia nyata lalu memikirkan serta membicarakan situasi itu,
menggambarkan proses, prinsip, atau makna yang dicontohkan.
4)
Belajar dengan Intelektual
(Memecahkan Masalah)
Yang dimaksud dengan Intelektual bukanlah pendekatan belajar
yang tanpa emosi, tidak berhubungan, rasionalitas, akademis, dan terkotak-kotak.
Intelektual menunjukkan apa yang dilakukan pembelajar dalam pikiran mereka
secara internal ketika mereka menggunakan kecerdasan untuk merenungkan suatu
pengalaman dan menciptakan hubungan, makna, rencana, dan nilai dari pengalaman
tersebut. Intelektual adalah bagaian dari yang merenung, mencipta, memecahkan
masalah, dan membangun makna.
Intelektual adalah pencipta makna dalam pikiran; sarana yang
digunakan manusia untuk berfikir, menyatukan pengalaman, menciptakan jaringan
saraf baru, dan belajar.
S-A-V-I
: Satukanlah
Belajar bisa optimal jika keempat unsur SAVI dalam satu
peristiwa pembelajaran. Misalnya, orang dapat belajar sedikit dengan
menyaksikan presentasi (V), tetapi mereka dapat belajar jauh lebih banyak jika
mereka dapat melakukan sesuatu ketika presentasi sedang berlangsung (S),
membicarakan apa yang sedang mereka pelajari (A), dan memikirkan cara
menerapkan informasi dalam presentasi tersebut pada pekerjaan mereka (I). Atau,
mereka dapat memecahakan masalah (I) jika mereka secara simultan menggerakkan
sesuatu (S) untuk menghasilkan pictogram atau pajangan tiga dimensi (V) sambil
membicarakan apa yang sedang mereka kerjakan.
[1] Modul D-II,Strategi Belajar Mengajar,
(Bandung: IAIN Sunan Gunung Djati, 2002). hal.38-39
[2] Meier,
Dave.. The Accelerated Learning
Handbooks: Panduan Kreatif dan Efektif Merancang Program Pendidikan dan
Pelatihan. Diterjemahkan oleh Rahmani Astuti. (Bandung: Kaif. 2005).
Hal:104
[3] Ibid. Hal:104
[4] Ibid. Hal : 99
[5] Ibid. Hal : 99
[6] Ibid. Hal : 99
[7]
Enjah Takari, R. Pembelajaran IPA dengan
SAVI dan Kontekstual. (Sumedang: PT. Ganesindo.2009). hlm:12
[8] Ibid. hlm:13
No comments:
Post a Comment