Oleh : ABHY JAWI "MARBAWI" AL-KURDY
A.
Ilmu
Tasawuf
Salah
satu disiplin ilmu yang berkembang dalam tradisi kajian Islam, selain Ilmu
Kalam, Filsafat dan Fiqih. Tujuannya adalah untuk memperoleh hubungan langsung
dan disadari dengan Tuhan, sehingga disadari benar bahwa seseorang berada di
hadirat Tuhan. Intisarinya adalah adanya komunikasi antara ruh manusia degan
Tuhan dengan cara berkontemplasi, serta melalui maqamat dan ahwal.
- Tingkat Kedekatan Allah-Manusia
a.
Allah di sana
(QS. Alu Imran/3:156)
b.
والله
بما تعملون بصير
c.
Allah di sini
(QS. Al-Baqarah/2:186)
d.
وإذا
سألك عبادي عني فإني قريب أجيب دعوة الداعي إذا دعان
e.
Allah dalam
diri kita (QS. Qaf/50: 16)
f.
ولقد
خلقنا الإنسان ونعلم ما توسوس به نفسه ونحن أقرب إليه من حبل الوريد
2.
Karakteristik
Tasawuf
a.
Pengalaman
mistis selalu mengarah ke dalam, dan dengan sendirnya bersifat pribadi (dirinya
dengan Allah).
b.
Ajaran tasawuf
disebut juga ajaran akhlak; akhak yang mereka hendak wujudkan adalah ‘tiruan’
akhlak Allah sesuai hadis : Takhallaqu bi akhlaqi ‘l-ah.
c.
Tasawuf
berusaha mengetahui dan menemukan
Kebenaran Tertinggi (Allah SWT); dan bila mendapatkannya, seorang sufi
tidak akan banyak menuntut dalam hidup ini.
d.
Orientasi
kegaiban lekat pada karakteristik tasawuf
3. Lima
Ciri Tasawuf Menurut Taftazani
a.
Peningkatan
moral. Tasawuf memiliki nilai-nilai moral dengan tujuan membersihkan jiwa.
b.
Sirna (fana)
dalam realitas mutlak (Allah). Manusia merasa kekal abadi dalam Realitas
Yang Tertinggi, bahkan meleburkan kepadaNya.
c.
Pengetahuan
intuitif langsung. Realitas tersingkap dengan kasyaf.
d.
Ketenteraman
dan kebahagiaan.
e.
Penggunaan
simbol-simbol dalam ungkapan.
B.
Ilmu
Kalam
1.
Nama lain dari Ilmu
Kalam adalah Ilmu Aqaid (ilmu akidah-akidah), Ilmu Tawhid (Ilmu
tentang Kemahaesaan Tuhan), Ilmu Ushuluddin (Ilmu pokok-pokok agama). Disebut
juga ‘Teologi Islam’. ‘Theos’=Tuhan; ‘Logos’=ilmu. Berarti ilmu
tentang ketuhanan yang didasarkan atas prinsip-prinsip dan ajaran Islam;
termasuk di dalamnya persoalan-persoalan gaib. Ilmu=pengetahuan;
Kalam=‘pembicaraan’; pengetahuan tentang pembicaraan yang bernalar dengan
menggunakan logika.
2.
Sebab Dinamai
Ilmu Kalam dan Contoh
a.
Persoalan
terpenting yang dibicarakan pada awal Islam adalah tentang Kalam Allah
(Al-Qur’an); apakah azali atau non azali (Dialog Ishak bin Ibrahim dengan Imam
Ahmad bin Hanbal.
b.
Dasar Ilmu
Kalam adalah dalil-dalil fikiran (dalil aqli) Dalil Naqli (Al-Qur’an dan Hadis)
baru dipakai sesudah ditetapkan kebenaran persolan menurut akal fikiran. (Persoalan kafir-bukan
kafir)
c.
Pembuktian
kepercayaan agama didasarkan atas logika (Dialog Al-Jubbai dan Al-Asy’ari).
C.
Ilmu
Filsafat
1.
Filsafat adalah
salah satu pengetahuan; pengetahuan ada tiga : indera, ilmu (ilmiah), filsafat.
Pengetahuan indera mencakup segala
sesuatu yang dapat diindera. Batasnya : segala sesuatu yang tidak tertangkap
panca indera; pengetahuan ilmu mencakup sesuatu yang dapat diteliti (riset).
Batasnya: segala sesuatu yang tidak atau belum dapat dilakukan penelitian; pengetahuan
filsafat mencakup segala sesuatu yang dapat difikir oleh akal budi (rasio).
Batasnya adalah alam. Namun ia juga mencoba memikirkan sesuatu di luar alam,
yang disebut agama, Tuhan.
2.
Tiga Ciri
Berfikir Filsafat
a.
Radikal. Radix
(bahasa Yunani) berarti akar. Berfikir sampai ke akarnya, tidak
tanggung-tanggung.
b.
Sistematis.
Berarti berfikir logis, bergerak selangkah demi selangkah dengan penuh
kesadaran dan saling berhubungan secara teratur.
c.
Universal.
Berarti berfikir secara umum, tidak khusus. Berfikir secara khusus, masuk
lapangan ilmu.
3.
Contoh Berfikir
dan Tujuan Filsafat
a.
Hujan turun
dari langit; hujan berasal dari bawah (air laut) dengan proses penguapan; air
hujan dan seluruh air adalah persenyawaan antara H (Hidrogen) dan O (Oksigen);
Persenyawaan itu adalah sunnatullah, hukum yang digariskan oleh Allah;
Allah adalah Pencipta segala yang ada. Dialah yang awal dan yang akhir.
b.
Dengan demikian
tujuan filsafat adalah menemukan kebenaran; al-Farabi mengatakan tujuan terpenting
filsafat adalah mengetahui Tuhan Yang Maha Esa.
D.
Korelasi
Tasawuf, Ilmu Kalam dan Filsafat
1.
Ketiganya
berusaha menemukan apa yang disebut
Kebenaran (al-haq).
2.
Kebenaran dalam
Tasawuf berupa tersingkapnya (kasyaf) Kebenaran Sejati (Allah) melalui
mata hati.
3.
Kebenaran dalam
Ilmu Kalam berupa diketahuinya kebenaran
ajaran agama melalui penalaran rasio lalu dirujukkan kepada nash
(al-Qur’an & Hadis).
4.
Kebenaran dalam
Filsafat berupa kebenaran spekulatif tentang segala yang ada (wujud).
5.
Bersandar kepada
pendapat Abbas Mahmud ‘Aqqad dalam al-Tafkir : Faridlah Islamiyah :
فالتعمق في طلب الأسرار صفة مشتركة بين الصوفية وفلاسفة التفكير الذين
يغوصون على الحقائق البعيدة وعلماء النفس الذين ينقبون عن ودائع الوعي الباطن
وغرائب السريرة الإنسانية
Artinya:
“Maka ketiganya mendalami pencarian segala yang bersifat rahasia (gaib) yang
dianggap sebagai ‘kebenaran terjauh’ dimana tidak semua orang dapat
melakukannya”.
No comments:
Post a Comment